MAKALAH
PENELITIAN JAJANAN TRADISIONAL DI DESA KUWARU KEC. KUWARASAN KAB. KEBUMEN
Nama : Riski Nurhidayah
Kelas : X MIPA 4
No :
28
Mapel : Bahasa Jawa
SMA
N 1 GOMBONG
Tahun
Pelajaran 2014/2015
I
PENDAHULUAN
A . Bentuk Upacara yang Di sajikan
Di
desa Kuwaru kec. Kuwarasan kab. Kebumen memiliki adat istiadat yang masih
berjalan yaitu Sedekah Bumi atau istilah lain Paguyuban . Adat istiadat ini merupakan acara turun
temurun yang belum bisa dipastikan kapan pertama kali diadakan , yang hanya diketahui
pada tahun 1965 adat istiadat ini sudah ada di desa Kuaru . Upacara ini di
lakukan dengan sangat sederhana tidak seperti di daerah lainya yang menyediakan
semua hasil buminya dan dibagikan untuk warga desa itu sendiri . Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang
dilaksanakan oleh masyarakat Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh
warga desa .Jika di daerah lain , setiap masing-masing orang membawa “berkat”
atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian warga berkumpul di
“Balai desa”. Jika upacara di desa
Kuwaru itu sendiri adanya pembagian berkat untuk warga yang biasanya hanya di
wakili oleh kepala keluarga saja . Nasi berkat beserta lauk pauknya sudah
disiapkan dari dana yang diambil dari seluruh warga desa itu . Perayaanya tidak
semegah di daerah lainya dengan berjalan sepanjang jalan dengan membawa hasil
panen dan makanan lainya dengan diiringi hiburan seperti Eblek dan lain-lainya
. Tetapi desa Kuaru dan desa di
sekitarnya memiliki cara tersendiri dari upacara ini yaitu acara hiburan untuk
seluruh warga desa Kuaru dan warga dari desa lain yaitu pertunjukan “Eblek” ,
“Lengger” ataupun “Wayang orang” pada
sore hari , pertunjukan wayang kulit
pada malam harinya dan hanya di Balai desa saja. Tetapi di desa Kuaru tidak
mengadakan pertunjukan Eblek , Wayang orang maupun Lengger , tetapi hanya
Kendurenan saja .
Menurut
kepercayaan orang Jawa Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk
“menyelameti” atau “menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian
melimpah, maka bumi yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada
gangguan. Karena, segala rezeki yang didapat itu tidak hanya berasal dari keja
keras sendiri, melainkan lewat campur
tangan Tuhan.Upacara ini juga tidak bertentangan dengan ajaran syariat islam , Karena
meskipun upacara sedekah bumi ini merupakan warisan tradisi leluhur yang selalu
dilaksanakan secara turun temurun setiap tahun tetapi upacara ini dilakukan
sebagai bentuk syukur terhadap anugerah yang telah Allah berikan.
Upacara
ini juga dilengkapi dengan makanan-makanan tradisioanal yang di sajikan pada
saat pertunjukan wayang kulit untuk para tamu undangan dan anggota karawitan
lainya , pada saat kedurenan dan sesajen . Makanan inilah yang akan di bahas di
makalah ini .
B .
Waktu Pelaksanaan Upacara dan Waktu Penelitian.
Upacara ini dilakasanakan setiap satu tahun
sekali , dan biasanya pada bulan agustus . Biasanya acara ini berlangsung
dimulai dari pukul 18.30 – 19.30 untuk kendurenan dan selanjutnya mulai pukul
21.00 – 04.00 untuk pertunjukan wayang kulit .
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
2014 , untuk meneliti Foklor dan jajanan
tradisional di desa Kuaru .
C. Demografi Wilayah
Desa
Kuwaru memiliki luas 128.02 Ha , dengan batas wilayah sebelah utara dengan desa Bendungan dan Gunung Mujil. Sebelah timur
dengan desa Banjareja, desa Serut dan desa Bendungan . Sebelah barat dengan
desa Gunung Mujil dan Wonoyoso dan sebelah selatan dengan desa Gumawang.
Desa kuwaru terbagi beberapa dukuh
, Rw 01 Rt 01/02/03 adalah dukuh Entak .
Rw 02 Rt 01/02/03 adalah dukuh Karang
Kobar . Rw 03 Rt01/02 adalah
Dukuh Wunung . Rw 04 Rt 01/02/03
adalah dukuh Kementenan . Jumlah penduduk di desa Kuwaru sebanyak 2116 orang , dengan jumlah laki-laki sebanyak
1063 orang dan perempuan sebanyak 1053 orang .
Mata
pencaharian penduduk di desa Kuaru yaitu yang sebagai petani sebanyak 317 orang,
sebagai PNS sebanyak 16 orang , yang Dagang sebanyak 79 orang , yang menjadi Buruh
sebanyak 141 orang , TNI hanya orang , Polisi juga hanya 1 orang , Wiraswasta
sebanyak 199 orang , Karyawan wiraswasta
sebanyak 341orang , yang menjadi Guru sebanyak 20 orang , Bidan hanya satu
orang dan yang tidak bekerja sebanyak 283 orang.
Riwayat
pendidikan
penduduk di desa Kuaru . SD sebanyak 529 orang
,SLTP sebanyak 278 orang , SLTA sebanyak 281 orang , D3 sebanyak 13 orang , S1 sebanyak 23 orang ,S2 sebanyak 2 orang , TK
sebanyak 23 orang dan yang Paud sebanyak 15 orang . Akses wilayah mudah ,
karena letak wilayah dapat dengan mudah di
lalui transportasi umum dan pribadi .Wilayah ini tidak jauh dari kota , dan
jalan yang tidak strategis .
II
ISI
( PEMBAHASAN )
Upacara adat istiadat di berbagai daerah
pasti tidak jauh dari makanan tradisional . Berikut adalah pembahasan dari
salah satu macam makanan daerah yang disajikan pada saat upacara berlangsung .
1.
GETHUK
Ø Sejarah
Getuk (bahasa Jawa: gethuk) adalah makanan
ringan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau singkong. Gethuk merupakan makanan yang mudah
ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Lama sudah orang
mengenal Gethuk atau getuk (dalam bahasa Indonesia), namun dengan lamanya orang
mengenal Gethuk, ternyata belum banyak yang mengetahui asal mula dan sejarah
terciptanya makanan yang satu ini.
Sejarah Gethuk berawal pada jaman penjajahan Jepang, konon pada masa itu
beras yang merupakan makanan pokok Indonesia, merupakan barang langka yang
sulit untuk di temukan, sehingga penduduk lokal (asli) Magelang berupya
mengganti makanan pokok mereka dengan ketela , ubi , singkong dll , yang saat
itu banyak terdapat di sekitar rumah dan mudah ditemukan di pasar. Makin
berjalanyanya waktu , olahan dari singkong mulai berfarietasi . dulu cara
memasak singkong hanya dengan di bakar
atau di rebus , di kukus , lalu mulai bermacam-macam ,seperti dengan di
rebus lalu di goreng , di jemur lalu di goreng , ditumbuk , di giling , di
fermentasi atau peragian dan masih banyak lagi . Di situlah awal getuk
terbentuk dimulai dari di kukus dan di tumbuk .
Ø Macam
bentuk makanan
Gethuk biasnya berbentuk kotak – kotak , ada juga berbentuk lapis , dan
ada juga juga yang berbentuk lingkaran . Biasnya yang Gethuk yang berbentuk
lingkaran ini umumnya untuk Gethuk goreng dari Sokaraja
Ø Cara
memperoleh
Makanan ini sering ada di acara adat seperti sedekah bumi di
berbagai daerah . Makanan ini bukan untuk sesajen melainkan untuk hidangkan para tamu dan juga masyarakat di daerah itu . Makanan ini banyak disukai dan merupakan
makanan yang terkenal karna makanan ini biasanya menjadi makanan pengganti
nasi pada jaman dahulu dan sekarangpun
masih . Makanan juga banyak ditemukan di pasar.
Ø
Cara Pengolahan
Gethuk ini diolah melalu proses pemasakan yang tidak terlalu
lama , hanya dengan kukus ,lalu di giling atau di tumbuk .
Ø Cara
membuatnya
·
Alat :
1. Panci
+ sarangan
2. Kompor
3. Pisau
4. Baskom
/ wadah
5. Daun
pisang
·
bahan
1. Singkong
2. Gula
jawa
3. Garam
4. Kelapa
parut
5. Air
·
Langkah
1.
Pertama kupas singkong terlebih dahulu
2.
Cuci singkong yang sudah di kupas
3.
Potong – potong singkong tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil
4.
Kukus singkong sampai 90 menit
5.
Angkat singkong , lalu di giling
6.
Saat penggilingan dapat di tambahkan gula jawa jika
ingin manis , jika tidak , tambahkan garam
. Ini sesuai selera , jika ingin
dua rasa , penggilingan dapat dipisah .
7.
Setelah digiling singkong dipindahkan dalam wadah
8.
Lalu di bungkus
Ø Cara
penyajian
Gethuk biasnya di bungkus dengan daun pisang , bisa juga
dengan kertas minyak . Saat makanan tradisional yang ini disajikan di piring ,
tetap harus di bungkus dahulu dengan daun ataupun kertas minyak baru di letakan
di piring .
Ø Funsi
sajian
Filosofi dari
getuk singkong adalah melambangkan kesederhanaan dan mempergunakan potensi yang
kita miliki secara aktif dan kreatif sehingga membuat kita lebih mandiri dalam
berbagai macam situasi.
2.
CETIL/CENIL
Ø Sejarah
Cenil atau cetil
adalah Salah satu makanan khas Pacitan yang ‘ngangeni’, selain nasi thiwul dan soto ayamnya adalah kue yang disebut Cenil. Cenil adalah
makanan khas Pacitan yang hampir gambaran nya hamper mirip dengan kue aci dari bandung. Biasanya untuk menarik minat pembeli, pembuat cenil
membuat adonan yang warna – warni. Penasaran dengan cenil, mari kita ketahui
lebih lanjut tentang makanan khas Pacitan ini.
Pada jaman dahulu cenil merupakan
makanan alternative bagi masyarakat pacitan karena saat itu terjadi kelangkaan
bahan baku beras sehingga masyarakat pacitan sehingga masyakat berfikir untuk
mengolah sagu menjadi sebuah makanan , saat itu masyarakt behasil membuat
sebuah makanan yang di sebut dengan cenil yang artinya menurut masyakat adalah
“centil” karena makanan itu berwarna-warni senghingga menggoda para peminat
makanan ini.
Ø
Macam bentuk makanan
Cetil ini pada umumnya berbentuk seperti
silinder , atau memanjang . tidak terlalu tebal , tidak terlalu tipis dan tidak
terlalu panjang sekitar 5-7 cm, ada juga yang berbentuk bulat-bulat kecil .
Cenil biasanya disajikan dengan parutan kelapa
dan ditaburi gula pasir.
Ø
Cara memperoleh
Makanan ini
mudah di jumpai di pasar dan makanan ini
juga ada didalam menu hidangan untuk acara adat seperti sedekah bumi di desa
Kuwaru . Makanan ini bukan untuk sesajen
melainkan untuk hidangkan para tamu dan juga masyarakat di daerah itu . Makanan ini juga banyak disukai oleh banyak
orang karna rasanya enak dan relatif murah .
Ø Cara
pengolahan makanan
Makanan
yang satu ini diolah melalui proses pemasakan yang tidak terlalu memakan waktu
yang lama .
Ø Cara
pembuatan
·
Alat
1. Baskom
2. Centong
/ adukan
3. Pisau
4. Panci
5. Kompor
6. Serok
·
Bahan
1. Air
panas
2. Tepung
kanji
3. Kelapa
parut
4. Pewarna
merah atau hijau
5. Garam
6. Daun
pisang
·
Langkah
1. Pertama
masukan tepung kanji dan air panas secukupnya
kedalam baskom
2. Tambahkan
satu pewarna sedikit saja
3. Setelah
itu adonan di pipihkan
4. Lalu
di potong – potong kira-kira 5-7 cm
5. Siapkan
air mendidih
6. Lalu
masukan potongan – potongan adonan tadi
7. Tunggu sampai mengambang
8. Setelah
itu angkat dan masukan kedalam air dingin ( bukan air air es )
9. Lalu
angkat , dan siram dengan air dingin sambil di cuci
10. Setelah itu
tiriskan
11. taburkan
gula pasir dan parutan kelapa di atasnya lalu bungkus dengan daun pisang
Ø Cara
Penyajian
Cetil ini umumnya di bungkus
dengan daun pisang , bisa juga dengan kertas minyak .
Ø
Fungsi
sajian
Makna dari makanan Cenil atau Cetil itu sendiri untuk
hidangan atau makanan untuk rakyat diharapkan agar semua masyarakat tetap
lengket seperti tekstur Cetil/Cetil .
Agar masyartakat makmur ,akur , saling membantu seperti kenyalnya makanan Cenil
, dan memiliki hubungan silahturahmi yang kuat seperti rasa manis pada Cenil .
3. PISANG
RAJA
Ø Sejarah
buah Pisang ditemukan oleh manusia
sekitar tahun 5000 SM. Manusia pada zaman itu sangkat picky dalam
memilih makanan dan mereka tidak menyukai biji. Jadi, mereka membuat tumbuhan
hibrid dan pada akhirnya mereka berhasil membuat tumbuhan buah tanpa biji.
Walaupun masih terdapat biji-biji kecil di dalam buah pisang, namun mereka
tidak peduli dan mereka sangat menyukai buah tersebut.
Manusia telah mengonsumsi pisang
sejak zaman dahulu kala. Kata pisang itu sendiri berasal dari bahasa Arab,
yaitu maus yang oleh Linneus dimasukkan ke dalam keluarga Musaceae, untuk
memberikan penghargaan kepada Antonius Musa, yaitu seorang dokter pribadi
kaisar Romawi (Octaviani Agustinus) yang menganjurkan untuk memakan pisang.
Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa paradisiaca .
Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar
agama Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan
subtropis. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal di antaranya adalah:
Brasilia, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia,
Columbia, Mexico, Venezuela, dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil
pisang nomor empat di dunia. Pisang juga beraneka ragam jenisnya , salah
satunya adalah Pisang Raja .
Ø Cara
memperoleh
Pisang Raja ini langsung diambil
dari alam dalam kondisi masak
Ø Cara
penyajian
Biasanya
pisang raja di sajikan untuk sesajen beserta menu sesajen lainya seperti jenang
merah , bunga mawar , kopi , beras dll.
Ø Fungsi
penyajian
Ada arti dibalik ini. Pisang
raja, maksudnya agar nasibnya seperti raja .
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia
memiliki adat istiadat yang sangat banyak , dari Sabang sampai Merauke . setiap
daerah memiliki adat istiadat yang berbeda
. Beda dari fungsi adat , cara upacara adat , persembahan , tempat
pelaksanaan adat dan lain-lain .
Setiap
upacara adat , pastinya tidak jauh dari persembahan atau Sesajen . Menu Sesajen
biasanya berisi dari berbagai makanan tradisional , hasil panen , daging ternak
, dan juga makanan yang dari alam .
Biasanya
fungsi upacara adat istiadat dan sesajen di suatu daerah untuk kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah . Upacara adat pada suatu daerah biasanya karna rasa
syukur terhadap Tuhan atau kepercayaan masing-masing
Dalam adat
istiadat yang berlansung , pastinya ada makanan tradisional yang di sajikan
untuk masyarakat . Biasnya makanan ini adalah makanan khas atau makanan yang
banyak di jumpai di daerah tertentu atau juga sudah menjadi makanan yang sudah
turun temurun . Setiap makanan tradisional yang dihidangkan biasanya tergolong
makanan yang mudah dibuat dan relatif murah .Setiap makanan yang di sajikan
mengandung fungsi atau makna positif tersendiri.
B. Saran
Saran untuk pembaca adalah tradisi peninggalan nenek
moyang, yaitu adat istiadat dan makanan khas Indonesia harus dilestarikan dan
harus tetap terjaga dan agar tidak hilang terkikis oleh zaman .Walalu itu
adalah peninggalan nenek moyang , kebudayaan harus tetap dijaga tampa melenceng
dari ajaran agama .
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah warisan indonesia
sangatlah banyak , dan indonesia membutuhkan generasi seperti kita untuk lebih
kreative lagi , dan tetap menjaga budaya asli indonesia . Walau kini zaman
sudah dan makin canggih , otak kita juga harus lebih canggih dalam berfikir ,
mana yang harus lebih dibanggakan antara
mesin-mesin buatan pabrik atau kebudayaan alami Indonesia . Saran saya untuk
lebih niat lagi dalam pembuatan makalah ini , dan tidak mengeluh atas apa tugas
yang di berikan , semua yang di tugas kan adalah agar kita lebih mengetahui dan
lebih menyadari kebudaayan alami yang hampir tergeser jika kita tidak tau apa –
apa . Dan tetap kreative ! .
Saran untuk masyarakat adalah walau kebudayaan ini adalah
tradisi yang sudah turun temurun , saya harapkan niat kita adalah yang positif
yaitu untuk bersilahturahmi dan sedekah , dan tidak melenceng dari Agama .
Karna dahulu kepercayaan nenek moyang
berbeda dengan kepercayaa kita sekarang yang selalu membuat sesajen , yang
sebenarnya itu sudah melenceng dari agama . Saran saya agar kita tetap lurus
pada kepercayaan masing – masing , dan tetap upacara ini pada diri kita adalah
ungkapan syukur terhadap tuhan bukan untuk hal gaib . tetap terus lestarikan
budaya kita
C. Hasil
Dokumntasi
GETHUK
CENIL/ CETIL
D. Identitas
Narasumber
1.
a. Nama
: Akhmad Banani
b. TTL :
Kebumen , 11 maret 1982
c. Jenis
kelamin :
laki-laki
d. Pekerjaan : Perangkat Desa
e. Jabatan : Kaur pemerintahan ( dari
oktober 2008)
f. Tugas :
Administrasi kependudukan dan sipil
g. Status : berkeluarga
h. Keluarga : 1 istri ,2 anak ( 1 L , 1
P )
i.
Alamat :
Desa Kuaru Rt 002 Rw 003 Kec. Kuwarasan
j.
Agama :
Islam
k. Pendidikan : SLTA thn 2000 di SMK Ma’arif 2
Gombong
SLTP tahun
1997 di SMP N 1 KUWARASAN
SD tahun 1994
di SD KUWARU 2
l.
no hp :
085 726 505 104
2.
a. Nama
: Ridwan
b. TTL : Kebumen , 15 september
19651
c. Jenis
kelamin : laki-laki
d. Pekerjaan : Dagang (makanan tradisional)
e. Awal
bisnis : pada tahun 1998
f. Status : berkeluarga
g. Alamat : Selokerto , Rt 04 Rw 04
h. Agama : Islam
i.
Pendidikan :
SMP (ST) yang sekarang SMP 4 Gombong
DAFTAR PUSTAKA
http://desynatania.blogspot.com/2013/12/asal-usul-buah-pisang_19.html
No comments:
Post a Comment